Tifa bingung mengenai tugas yang diberikan guru di sekolah. Karena mata pelajaran di sekolah berkaitan tentang Karya Seni Rupa Terapan. Pokok bahasannya mengenai kembali ke alam. Dimana bahan yang digunakan berasal dari lingkungan sekitar yang sudah tidak dipakai lagi. Ada yang berupa sampah, limbah bahkan hama sekalipun.
Setiap murid harus memiliki ide untuk membuatprakarya yang bermanfaat dan bagi dirinya dan juga mungkin orang lain. Hmm, para siswa bingung untuk menentukannya. Karena Karya Seni Rupa Terapan merupakan karya seni yang selain dilihat keindahannya juga dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Tifa dan teman-temanya pun sibuk mencari kemana-mana.
Bahan apa yang dapat diolah sehingga bisa multifungsi ?
Hmm, ternyata setelah melakukan pengamatan terdapat salah satu tanaman yang dapat diolah menjadi barang yang berguna. Tanaman ini sebenarnya adalah hama bagi tanaman yang ada di air. Orang sering menyebut tanaman ini dengan sebutan Eceng Gondok.
Taukah kamu apa itu Eceng Gondok ?
Yups, Eceng Gondok merupakan hama tanaman yang ada di tempat yang banyak genangan airnya. Tumbuhan ini berdaun teban dan hidup di air. Sering kali kita menjumpai tanaman yang satu ini di sungai, danau, rawa-rawa, di peternakan udang, bahkan di sawah yang baru ditanami padi.
Wah wah wah, tanaman ini sangat mengganggu proses tumbuhnya makhluk hidup lain. Para petani pun sampai geleng-geleng kepala oleh hama eceng gondok ini. Pasalnya sekali tumbuh jumlahnya banyak sekali. Pun susah untuk memangkasnya. Kalaupun sudah di pangkas orang-orang hanya akan memandang tanaman itu hanya sampah yang tidak berguna saja hanya karena merupakan hama tanaman. Bahkan mungkin tidak peduli sama sekali.
Tetapi jangan salah sangka dahulu, jika kita mempunyai rasa peka terhadap tanaman ini, ternyata eceng gondok dapat diolah menjadi barang-barang yang berguna bagi banyak orang. Kita dapat memulainya dari diri sendiri. Karena cerita di atas itu menyangkut tugas yang diberikan mengenai ketrampilan, maka Eceng Gondok dapat di buat kerajinan tangan. yaitu sebagai Karya Seni Terapan. Bahkan jika kita mengerjakannya dengan teliti, sabar dan penuh perhatian dapat bernilai jual yang tinggi.
Caranya pun tidaklah terlalu sulit untuk mengolahnya. Langkah-langkahnya yaitu :
- Pilih bagian batang tumbuhan eceng gondok yang bagus.
- Lalu jemur batang eceng gondok sampai kering.
- Buatlah kerangka mengenai barang yang akan dibuat nanti.
- Ukur panjang batang eceng gondok sesuai ukuran yang telah ditentukan.
- Nah ini merupakan langkah yang paling menetukan hasilnya. Yaitu anyamlah batang eceng gondok itu dengan teliti.
- Setelah selesai rekatkan dengan lem dapat juga di cat agar tambah menarik, agar mengkilap kita bisa memberi pernis.
Sekolah pun berencana akan mengadakan pameran hasil Karya Seni Rupa Terapan. Dan saat bertemu dengan para pedangan kerajinan, mereka ingin membeli untuk memilikinya. Ternyata selain untuk melengkapi tugas dapat pula mendatangkan uang.
Selain itu sisa dari ketrampilan itu eceng gondok dapat dimafaatkan lagi menjadi sebagai bahan bakar untuk memasak. Itu dilakukan, karena sekarang ini harga gas dan minyak tanah semakin melonjak. Tidak sedikit penduduk desa yang tidak mampu membeli minyak tanah dan gas.
Saat kegiatan ekstakulikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja) di sekolah diadalan, saya berdiskusi bersama teman-teman dan guru pembimbing apakah eceng gondok dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar.
Karena keingintahuan itu saat liburan ke desa paman, saya, saudara, teman-teman dan paman yang seorang mahasiawa pun melakukan percobaan dengan mencoba ide memanfaatkan eceng gondok itu menjadi bahan bakar yang paman sebut dengan istilah biogas. Biogas adalah gas yang diproses dari sisa-sisa makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan. Ternyata melalui suatu percobaan yang telah dilakukan limbah eceng gondok pun dapat dijadikan biogas.
Caranya :
- Siapkan alat-alat yang dibutuhkan, yaitu : 2 tempat seperti tabung yang tertutup, misalnya: drum, guci, bak yang di tutup atasnya dll. Pastikan tabung pertama dan kedua tingginya dan tempatnya berbeda.
- Sambung tabung dengan pipa yang mengalir ke tabung gas. Sambung tabung gas ke kompor.
- Letakkan limbah eceng gondok di tabung biarkan beberapa hari sampai membusuk.
- Jika sudah membusuk maka terdapat air. Air yang terdapat dalam tabung itu menguap lalu uap itu mengalir ke tabung yang lain. Di situ uap akan terus bergerak menuju tabung gas.
- Setelah masuk ke tabung gas, ketika kita menyalakan kompor, api pun akan menyala dari gas eceng gondok itu.
Setelah berhasil melakukan percobaan itu, saya beserta paman membantu memberikan pengertian mengenai gas itu kepada masyarakat di desa paman. Saya menyebutnya sebagai kegiatan ‘Pay It Forward’
Dengan melakukan percobaan itu saya pun dapat belajar bagaimana menfaatkan barang-barang atau sampah menjadi barang yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Juga dengan kreatifitas yang dimiliki. Dan kebiasaan untuk memanfatkan sampah itu saya lakukan sampai sekarang begitu juga untuk masa depan.
Oleh: Latifah Suryaningrum Siswa SMP N 2 Klaten Kelas 9F 2010
0 komentar:
Posting Komentar